Senin, 01 Desember 2014

Perjalanan ke Beijing Part #1

Siapa yang tidak menyangka bahwa bakal ke luar negeri di umur yang dihitung masih muda, yaitu di umur 21 tahun lebih 11 bulan alias 22 tahun kurang sebulan. Apapun itu intinya terhitung masih muda bisa menginjakkan kaki di negeri orang. Itu artinya bahwa Allah itu Maha Kuasa, mengapa? karena Allah sudah mengizinkan saya menginjakkan negara yang pepatah Arab(hadist atau pepatah ya?) untuk menimba ilmu sampai ke sana, ya China atau sekarang lebih populer dengan nama Tiongkok. Ya, walau terhitung itu sebuah keberuntungan atau un usaha keras saya untuk sampai ke sana yang jelas bahwa saya telah bermimpi untuk ke negeri itu sejak saat saya kecil dan sejak saya tahu bahwa ada negara lain selain Indonesia. Alasan yang paliig logik adalah saya suka dengan film yang diperankan oleh Jetli. 


Sekarang waktu yang tepat untuk menceritakan kepada khalayak ramai tentang pengalaman hidup saya pergi ke salah satu warisan dunia, yaitu Tembok Besar China. Sebenanrnya saya mengikuti Global Leadership Summer Camp 2014 di SIAS International University dari tanggal 6 Juli sampai dengan 24 Juli 2014, yaitu saat musim panas di Tiongkok. Untuk detail kegiatan pembelajaran selama Summer School akan saya ceritakan nanti karena sekarang saya akan menceritkan tentang 3 hari terkahir saya di sana, yaitu dimulai tanggal 24 sd. 28 Juli 2014. Ingat ya, tanggal tersebut adalah waktunya berpuasa yaitu tepat pada bulan Ramadhan.

24 Juli adalah hari di mana saya menangis tersendu-sendu meninggalkan teman-teman di sana, teman baru yang sangat menginspirasi saya bahwa saya mampu berjuang ke depannya. Saya dan Mba Ayu menangis berdua di atas bus berwarna kuning yang biasa kami pakai untuk touring ke perusahaan-perusahaan ternama di kota kami, yaitu Xinjeng, Zhengzhou, Henan Province. Kami bersepuluh orang kira-kira pergi menuju stasiun besar yang jaraknya cukup jauh dari asrama kami. Hal yang paling tidak bisa dilupakan adalah Mba Ayu melupakan kopernya yang seharusnya dia bawa ke dalam bus. Haha. Saya sebenarnya ingin memarahinya, tetapi orang panik tidak mungkin ditambahi masalahnya. Hehe. Saya hanya berkata, nanti pinjam baju saya saja ya Mbak. Haha. Baju saya memang ukuran besar beberapa sehingga pas untuk Mba Ayu. Koper dia akan dikirim melalui pos dari Xinzeng ke Beijing. Yups, betul kami dari staisun menuju ke Beijing.

Stasiun nya cukup besar, malah bisa dibilang sangat besar, seperti bandar di Soekarno Hatta satu terminal, hehe. kami harus naeik eskalator beberapa untuk menuju kereta atau biasa disebut dengan fast train, sayangnya saya tidak membawa gambar kereta tersebut, bentuknya mirip dengan kereta Sinkatsen milik Jepang dengan monocng di gerbong depan. Kami berperlukan satu sama lain bersama teman-teman SIAS dan melepas segala rindu di stasiun besar ini. 

Wow, koper saya besar saudar-saudara dan tidak masuk bagasi, hanya dibawa masuk ke gerbong 9  lalu menaruhnya di belakang kursi kami. Saya, mbak Ayu, Gift, Staw, dan Caroline duduk bersama dalam satu gerbang dan satu deret kursi. Kalau tidak salah hrga tiket kereta satu orang jika dirupiahkan mencapai 600.000 lho, sekitar 300 an Yuan kala itu. Wajar saja karena kereta melaju dengan kecepatan rat-ratA 295 km/ jam. Walau belum mencapai 300 km/jam seperti kereta Jepang, setidaknya saya sudah pernah menaiki kereta cepat. Haha. hanya 3 jam waktu yang kami tempuh untuk sampai ke stasiun besar Beijing. Tentunya, saya mengobrol dan tidur di dalam kereta bersam teman-teman lainnya. 

LUAS, RAMAI itulah kata yang tepat untuk stasiun di Beijing ini. walau ramai namun tidak kotor di dalamnya.Saya membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai pintu keluar di Stasiun ini, harus menuruni eskalator dua atau tiga ditambah lagi koper saya super besar. Wkk. Kami dijemput oleh Daniel atau Han di luar stasiun. Kami dibawa oleh mobil bersama guide tour kami, namanya LUPA. hehe. 

Lelah tetapi menyenangkan kami sampai di hotel. Waktunya berbukaaaaaaaaaaaaa.. Kami makan malam di salah satu rumah makan yang kurang lebih mahal menurut kami, haha dan kurang enak setidakan tidak lebih enak dari restoran tahu di depan kampus. Setidaknya kebersamaan itulah yang membuat kami terus melahap dengan rakus makanan karena kami sangat benar-benar lapar di sini. 

THE GREAT WALL
Keesokan harinya, kami berangkat menuju The Great Wall. Saya mencapai sekitar empat menara di sana. Mbak Ayu saj sampai harus berbuka kArena suhu yang sangat tidak mendukung kala itu. Sunagat Panas. Bersama teman kulit hitam kami dari Amerika, kami bersemangat, tetpai dia tetpa mendaki sampai menara ke dua belas. WOW. 

Saya membeli oleh oleh untuk dosen saya hiasan meja berukir Tembok Besar China lumayan banyak dan endingnya saya kurang banyak belinya, haha sehingga tidak semua bisa dapat. Haha. Tidak apa-apalah. Haha. Zaman dahulu kala belum ada yang namanya handphone shingga kalau ingin mengirimkan berita melalui menara menara yang berisi kau dan minyak (duh ngebayangin film Lord of The Ring deh jadinya) ya intinya untuk mengirim tanda melalui api di menara. Panjangnya The Great Wall mengelilingi China dan dirikan mulai zaman Dinasti paling pertama di China yang ingin menyampaikan kepada dunia bahwa CHina ini sangat luas dan berkuasa kala itu. walau sempat runtuh tetapi dibangun kembali pada dinasti sleanjutnya. Pemandangan pegunungan di sekitarnya sangat hijau dan berhutan-hutan, sebenarnya sangat sejuk jika berad di hutan tetapi kalau sudah di temboknya jelas PUANAS. hati-hati dengan barang-barang yang dijual, harganya sangat mahal dan kalian harus pandai untuk menego harganya, kalau kalian jika tidak mau, jangan meliriknya, karena kalian kan dikerja ke manapun sampai kamu membelinya, makanya hati-hati ya. Hehe. Sadar diri aja kalau duit di saku gak setebel para koruptor deh. Hehe. 

BIRD NEST STADIUM
Makan siang deh, tetapi kami tidak ikut makan siang karena kami yang Muslim berpuasa. kami menunggu saja di dalam mobil, kemudian perjalanan kami lanjutkan ke Bird Nest Stadium, Stadium yang sengaja dibuat oleh para pemimpin China utuk menyambut Olimpiade 2008 kala itu, salah satu even olaharga terbesar di dunia. CHina patut bangga karena di dalam stadium berisi peralatan dan lapangan olahraga yang sangatr lengkap dan besar. Di halaman depan banyak para pedagang yang menjual assesoris olimpiade. Satu lagi kan ikon dunia yang pernah saya kunjungi. 


TEA HOUSE
Sore harinya kami pergi ke Teas House, Kami diajarkan bagaimana menyeduh teh ala China. hati-hati lho orang China tidak pernah mengakui bahwa Jepanglah yang ahli mengolah atau menyeduh teh tetapi Jepang meniru China. haha. banyak sekali jenis teh di sana, harganya per bungkus 300.000. Saya beli satu bungkusa saja rasa teh.Haha. entah apa yang saya beli sampai sekarang ibu tidak pernah memukanya. Teh Hitam, Teh Leci, Teh Bunga, Teh Ulong apa yang namanya. Jadi tehnya pekat dan manis. ini teh ya bukan bunga melati. Bedaaa. 


ROASTED DUCK RESTAURANT
Ininih makanan yang direkomendasikan orang-orang yaitu Bebek Panggang beserta teman-temannya. Yuhu.... Pokoknya enak sekal, ada tata cara makan yang luamyan ribet untuk makan daging ini. Daging bebek disuir suir lalu dimasukkan kaya lemara martabak gitu tditambah sayur dan bawang lalu di makan pakai sumpit. yaelah. Saya sudah cukup tinggal lep-lep saja dan kenyang. Haha... 
Solat di negeri orang sebarnya sangat menyulitkan karena tempat yang disediakan sangat minim, saya sendiri sering mengqodo solat saya karena tidak ada musla masjid atau sejenisnya. Tepai pengalaman hari ini sudah cukup ya. Akan saya ceritakan pengalaman hari kedua besok. Bye.

John, Eev, Daniel, Caroline, Ayu, and Me
Ngeksis
HErwin is in the Great Wall
Andaikan aku tulis cintaku aku di gembok itu
Pemandangan di sekitar Great Wall, andai saja saya datang pada musim salju, WUIDIH
Ya geto deh, di gedung Olahraga Bird Nest Staidum, China
Ikon saat di depanStadium, Olimpiade 2008 CUY

Di Tea House

Tidak ada komentar:

Posting Komentar