Herwin Kurniawati,
Nama
itu dipanggil. Kaki maju melangkah dengan bangga. Bibir mencoba untuk
mengukir senyum di wajah. Gigi putihnya terlihat sedikit menemani senyum
merahnya.
Perasaan yang coba dibangun, yaitu Kebanggan. Tali sebelah kiri digerakkan ke arah kanan. Penerimaan tabung ungu di tangan kanan. Terdengar di telinganya, "terus belajar, ya". Entah
hanya telinganya saja yang salah atau memang senat di depan memberikan
pesan demikian. Sebenarnya dia masih memikirkan apa yang dia dengar
kemarin. Riuh rendah suara meredam pesan itu. Lalu berjalan ke arah para
hadirin semua dan senyumnya bertambah lebar. Membangun kebanggaan atas diri. Kembali duduk dan tersenyum ke arah kawan berjubah hitam di sebelahnya.
Melihat
layar LCD di depan, membuatnya merasa tertegun dan tak mampu
berkata-kata. Hati lalu bertanya apakah yang sudah saya lakukan selama
ini. Kadang ingin sekali mengulang waktu dan mengubah apa yang
seharusnya dilakukan dahulu. Seharusnya
harus lebih aktif dari sebelumnya. Harusnya lebih bermanfaat lagi bagi
almamater, Harusnya mampu membanggakan almamater. harusnya mampu
membuktikan kalau kami anaknya mampu membuat negara lebih baik. Harusnya
mampu membuktikan jika kita bukan pengikut tapi kita penggerak. Harusnya kita bangga dan berbuat lebih banyak untuk almamater
Jantung
berdetak lebih kencang tak mampu mengontrol kecepatan detakan.
Penyesalan berkobar di dalam hati. Tangisan di hati kadang membuat
bimbang akal dan pikiran. Harus merasa bangga atau biasa saja. Harusnya
bisa bangga dengan diri sendiri, harusnya bisa bangga dengan tempat
kita berpijak, harusnya tidak mengeluh, harusnya mampu mengubah pikiran,
harusnya mampu berpikir lebih jenrih, harusnya mampu mengubah arah
perahu ke arah yang lebih baik, harusnya mampu berpikir demi kebanggaan
negara. Harusnya dan harusnya..
Inilah
manusia tak mampu mengulang waktu, hanya menyesali diri. Pada hari yang
bersejarah ini, 23 Oktober 2013, di aula Sentul International
Convention Center, aku berdiri di hadapan orang tua. Aku berani katakan
aku mampu melakukan ini lebih dari yang kalian kira. Aku mampu berdiri
di kaki sendiri dengan kaki tetap berpijak pada pendirian. Walau
terlihat mengecewakan, setidaknya aku berkata pada diri sendiri, "Aku sudah benar dengan langkah ini!"
Untuk
teman-teman, inilah gerbang awal untuk menjalani kehidupan yang
sebenarnya. Pintu utama ke arah dunia nyata mengembang tugas negara.
Dunia yang mungkin tidak pernah kalian inginkan selama ini. Inilah dunia
yang menjadi tolak awal kehidupan kita. Menyesal atau tidak menyesal
adalah pilihan hidupmu. Semoga kita tidak begitu saja bangga dan merasa
puas dengan hal semacam ini,. Hari ini hanyalah euforia semata.
Jangan puas dengan ilmu dan pengalamanmu yang sekarang ini. Kalian bukan
apa-apa sekarang dengan hanya berbekal tiga tahun di sini. Balajarlah
sekarang untuk berbicara dan mengutarakan pendapat di depan dan berkata
pada mereka, "coba dengarkan saya dulu". Jangan selalu berkata iya dalam
mulut dan hanya marah dalam hati. Hati tidak akan didengar mereka para
pejabat tinggi yang meraih jabatan tidak hanya dengan ilmu mereka,
tetapi dengan pengalaman mereka.
Teman, jangan puas dan tetap berjuang. Saya percaya perjuangan diiringi dengan pengorbanan. Jubah hitam topi hitam dengan lonceran di kanan mengartikan bahwa. "Loncer diubah dari kiri ke kanan artinya mengubah kebiasaan belajar di bangku kelas dengan otak kiri, kemudian di dunia nyata di kehidupan dengan penuh liku-liku gunakan dengan otak kanan". Itulah teman, tabung ungu bertuliskan Wisuda Sekolah Tinggi Akuntansi Negara 2013 hanyalah
tulisan pada hari ini. Esok tataplah hari dengan senyum yang lebih
lebar, dada yang lebih lapang, dada yang lebih dibusungkan, kaki yang
melangkah lebih mantap, tangan yang mengenggam lebih erat, dan hati yang
lebih sabar.
SELAMAT UNTUK PARA WISUDAWAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA 2012/2013, BANGGAKAN ALMAMATERMUA TANPA KORUPSI, KOLUSI ATAU NEPOTISME!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar